
Tentang kami
Desa Wisata Kampung Sanan
Desa Wisata Kampung Sanan, yang terletak di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, adalah sebuah kampung industri tempe yang telah melewati perjalanan panjang dan penuh semangat. Dengan hampir 80% penduduknya yang tekun menggeluti seni pembuatan tempe, desa ini mampu menghasilkan sekitar 20 ton tempe setiap hari, menjadikannya pusat produksi tempe yang hidup dan berkembang pesat. Lebih dari sekadar pusat industri, Kampung Sanan adalah tempat di mana tradisi dan budaya berpadu, menghadirkan pengalaman wisata yang sarat dengan nilai edukasi dan kearifan lokal.Salah satu wujud kekayaan budaya yang masih terjaga adalah Tarian Oglek Tempe, sebuah tarian tradisional yang ditampilkan untuk menyambut wisatawan. Tarian ini menggambarkan proses pengolahan tempe mulai dari mengupas kedelai hingga memberikan ragi, sekaligus menyimpan filosofi mendalam melalui jumlah sembilan penari yang melambangkan babahan bawa—sembilan lubang hawa nafsu yang harus ditutup manusia agar tetap taat pada ajaran agama. Di sini, pengunjung diajak menyelami proses pembuatan tempe yang autentik sekaligus merasakan kehangatan masyarakat yang menjaga warisan leluhur dengan penuh cinta. Kampung Sanan bukan hanya sebuah desa, melainkan sebuah cerita hidup tentang ketekunan, kreativitas, dan harmoni antara manusia dan budaya yang terus berdenyut hingga kini.
Press Release & Artikel
Sejarah Awal Kampung Sanan
Kampung Sanan, yang terletak di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, memiliki sejarah panjang yang bermula dari pembukaan lahan di hutan sonokeling oleh leluhur kampung, Mbah Buyut Chabibah bersama suaminya. Nama "Sanan" berasal dari pelafalan lokal kata "sono," yang merujuk pada pohon sonokeling, kemudian diubah menjadi "Sanan" agar lebih mudah diucapkan. Kisah pembukaan lahan ini diceritakan secara turun-temurun dan dipentaskan dalam Festival Tempe melalui drama babat alas yang menggambarkan perjuangan menghadapi berbagai tantangan, termasuk makhluk halus penghuni hutan. Makam Mbah Buyut Chabibah yang terletak di tengah kampung menjadi pusat spiritual dan simbol penghormatan warga. Tradisi ziarah dan doa di makam ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan budaya warga, terutama saat hendak mengadakan hajatan atau menghadapi musibah.
Industri Tempe dan Perkembangannya
Kampung Sanan dikenal sebagai sentra produksi tempe sejak awal abad ke-20. Awalnya, warga memproduksi tempe secara tradisional dengan bahan baku kedelai yang diimpor dari Pasuruan, sekitar 50 km dari Malang. Seiring waktu, warga mulai menanam kedelai sendiri di lahan pertanian mereka. Pada tahun 1970-an, produksi tempe berkembang pesat dan mulai diproduksi secara massal untuk pasar lokal. Krisis moneter tahun 1998 menjadi momentum inovasi penting dengan munculnya produk keripik tempe, hasil olahan dari tempe yang tidak laku dijual, yang kemudian menjadi produk unggulan dan dikenal secara nasional. Saat ini, produksi tempe dan keripik tempe di Kampung Sanan mampu mengolah lebih dari 20 ton kedelai per hari dengan sekitar 600 warga yang terlibat dalam industri ini. Koperasi lokal seperti Primkopti Bangkit Usaha yang berdiri sejak 1980-an mendukung pengrajin dengan penyediaan bahan baku, fasilitas simpan pinjam, dan penyewaan kandang sapi untuk peternak lokal. Proses produksi tempe juga telah beradaptasi dengan teknologi modern guna menghasilkan produk yang lebih higienis dan berkualitas tinggi.
Budaya dan Kesenian Khas Kampung Sanan
Kampung Sanan tidak hanya dikenal sebagai sentra industri tempe, tetapi juga kaya akan budaya dan kesenian khas yang menjadi identitas lokal. Salah satu tradisi budaya penting yang masih lestari adalah pertunjukan drama sejarah pembukaan lahan yang rutin dipentaskan dalam Festival Tempe Sanan setiap tahun. Drama ini berfungsi sebagai sarana pelestarian sejarah dan nilai-nilai leluhur bagi generasi muda di kampung tersebut. Drama ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi sarana pelestarian sejarah dan nilai-nilai leluhur bagi generasi muda.Salah satu kesenian khas yang sangat menonjol adalah Tari Oglek Tempe, sebuah tarian penyambutan yang menjadi ikon budaya Kampung Sanan. Nama "Oglek" dalam bahasa Jawa berarti selalu bergerak, lincah, dan dinamis, menggambarkan aktivitas seperti menampi dan mencuci kedelai. Tari ini menggambarkan proses pembuatan tempe dari awal hingga akhir dengan gerakan-gerakan yang dinamis dan ceria, mulai dari persiapan kedelai, perendaman, fermentasi, hingga pengemasan tempe. Tarian ini biasanya dibawakan oleh sekelompok penari yang mengenakan kostum warna-warni dan membawa tampah, serta dipertunjukkan dalam Festival Kuliner Sanan Tempe sebagai tarian penyambutan wisatawan.Tari Oglek Tempe tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai filosofi, seperti jumlah penari yang melambangkan penutupan sembilan lubang hawa nafsu agar manusia tetap taat pada ajaran agama. Tarian ini menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya Kampung Sanan serta alat pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan, dalam mendukung pariwisata berbasis budaya lokal.Secara keseluruhan, budaya dan kesenian di Kampung Sanan mencerminkan perpaduan antara tradisi lokal, nilai keagamaan, dan inovasi dalam melestarikan warisan leluhur sambil mengangkat potensi ekonomi dan pariwisata berbasis tempe sebagai ikon utama kampung ini.
Rekomendasi Paket Wisata
PAKET A
Kunjungan (Siswa TK, SD & SMP atau sederajat)
Rp30.000/Siswa
Fasilitas:
1. Kunjungan ke IKM tempe dan keripik tempe di kampung sanan.
2. Edukasi dan praktek peragian tempe.
3. Semua siswa mendapatkan tester tempe & keripik tempe serta air mineral.
PAKET B
Kunjungan (Siswa SMA/SMK/Mahasiswa atau sederajat)
Rp40.000/Siswa
Fasilitas;
1. Kunjungan ke IKM tempe dan keripik tempe di kampung sanan.
2. Edukasi dan praktek peragian tempe.
3. Semua siswa mendapatkan tester tempe & keripik tempe serta air mineral.
PAKET C
Kunjungan (Dinas/Komunitas/Perkumpulan dan semacamnya)
Rp60.000/Peserta.
Fasilitas;
1. Kunjungan ke IKM tempe dan keripik tempe di kampung sanan.
2. Edukasi dan praktek peragian tempe.
3. Semua siswa mendapatkan tester tempe & keripik tempe serta air mineral
PAKET D
Kunjungan (Dinas/Pariwisata dan semacamnya)
Rp3.000.000 (Per 30 Peserta)
Fasilitas;
1. Kunjungan ke IKM tempe dan keripik tempe di kampung sanan.
2. Edukasi dan praktek peragian tempe.
3. Semua siswa mendapatkan tester tempe & keripik tempe serta air mineral
Kontak Kami
Kampung Sanan: Kampung Tempe Ikonik di Jantung Kota Malang
Di tengah hiruk-pikuk Kota Malang yang terus bertumbuh, terdapat sebuah kampung yang tetap setia pada denyut tradisi dan kearifan lokal. Kampung Sanan, yang terletak di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, dikenal luas sebagai pusat produksi tempe dan olahannya. Julukan “Kampung Tempe” bukan sekadar nama, melainkan identitas yang telah mengakar kuat selama puluhan tahun.Kampung ini menyuguhkan pemandangan unik yang berbeda dari kawasan permukiman kota pada umumnya. Di pagi hari, aroma khas kedelai rebus menyelimuti gang-gang sempit. Aktivitas produksi tempe terlihat nyaris di setiap rumah—mulai dari proses perendaman kedelai, pengukusan, pencampuran ragi, hingga pembungkusan tempe dalam daun atau plastik. Semua dilakukan secara tradisional, namun dengan ketelitian dan standar kualitas tinggi.Daya tarik Kampung Sanan tidak berhenti pada tempe segar. Wilayah ini juga terkenal sebagai sentra keripik tempe, camilan khas Malang yang kini telah menembus pasar nasional. Keripik tempe dari Sanan hadir dalam berbagai varian rasa dan dikemas secara modern, menjadikannya salah satu oleh-oleh wajib bagi wisatawan.Selain sebagai pusat produksi, Kampung Sanan juga berkembang menjadi kawasan wisata edukasi. Pengunjung bisa menyaksikan langsung proses pembuatan tempe secara menyeluruh, memahami nilai-nilai ekonomi kreatif berbasis komunitas, serta berbelanja aneka produk tempe langsung dari rumah-rumah produksi. Di sepanjang jalan utama kampung, deretan toko oleh-oleh berdiri rapi menjajakan produk UMKM lokal.Kampung Sanan adalah contoh nyata keberhasilan ekonomi berbasis masyarakat. Tanpa mengandalkan industri besar, kampung ini mampu menciptakan ekosistem usaha yang solid dan mandiri. Lebih dari sekadar penghasil tempe, Sanan adalah simbol ketekunan, gotong royong, dan inovasi dari warga biasa yang menghasilkan dampak luar biasa.Kini, Kampung Sanan terus berbenah menuju kawasan ekowisata tematik. Dengan dukungan digitalisasi dan branding lokal, kampung ini perlahan-lahan menapaki transformasi dari kampung industri rumahan menjadi destinasi unggulan yang memadukan produksi, edukasi, dan pariwisata.Sekilas Data Kampung Sanan
1. Lokasi: Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang
2. Produk utama: Tempe segar, keripik tempe, olahan tempe lainnya
3. Produksi: ±2 ton kedelai per hari
4. Daya tarik: Edukasi tempe, wisata UMKM, pusat oleh-oleh